Monday, May 9, 2011

Ujicoba Penggunaan Metoda Ziegler-Nichols

Pada sesi ini saya akan men-share tentang pengalaman tuning dengan menggunakan metoda Ziegler-Nichols. Sistem yang akan di-tuning adanya sistem suplai minyak HSD oil untuk sistem pembakaran pada sebuah boiler. Pada sistem ini yang dikontrol adalah tekanan dari suplai minyak HSD. Keluaran dari pompa minyak HSD bercabang menuju ke burner dan kembali ke tangki minyak HSD. Pada jalur minyak HSD yang kembali ke tangki terpasang control valve yang mengatur tekanan minyak HSD dengan mengatur besarnya bukaan valve yang kembali ke tangki minyak HSD. Control Valve ini mengendalikan tekanan minyak sebesar 1650 kPa(g). Grafik performansi tekanan minyak HSD sebelum dilakukan tuning ulang dengan K = 3,3; Kp = 0,85; Ki = 0,95; Kd = 0; dan Ka = 0 adalah sebagai berikut :


Gambar 1. Sistem pembakaran HSD tidak stabil

Pada gambar 1 terlihat tekanan minyak HSD berfluktuasi sangat besar. Pada gambar juga terlihat ada beberapa kali garis lurus (tekanan konstan) kemudian berfluktuasi lagi. Garis lurus tersebut terjadi saat valve sengaja diposisikan manual pada bukaan dan tekanan tertentu agar memperoleh tekanan yag konstan, tetapi pada saat valve diotomatiskan, bukaan valve berfluktuasi kembali.

1. Pengujian untuk Mendapatkan Nilai Proportional Band Kritis.


 Gambar 2. Sistem berosilasi konsisten

Pada pengujian diperoleh nilai Kcr sebesar 3,3 untuk mendapatkan osilasi yang
konsisten. Berdasarkan osilasi ini diperoleh pendekatan nilai Pcr sebesar 6,5 detik.

2. Penentuan Nilai Proportional band dan Integral Time
Berdasarkan nilai Kcr dan Pcr yang telah diketahui, akan kita hitung nilai tuning yang
mendekati untuk memperoleh kestabilan. Pada pengontrol PLTU Tarahan formula PIS
didefinisikan sebagai berikut :

          • K = gain multiplier
          • Kp = proportional gain
          • Ki = integral reset
          • KD = derivative rate action
          • KA = derivative lag constan


Karena sistem yang akan dikontrol adalah tekanan, maka tidak digunakan pengontrol
D, sehingga KD = 0. Jika kita sejajarkan antara PID pengontrol PLTU Tarahan dengan
PID Ziegler-Nichols, maka diperoleh Kp = Kp dan Ki = 60 / Ti.


Hasil perhitungan tersebut kita masukan ke dalam konfigurasi pengontrol, seperti gambar 3.


Gambar 3. Pengatur nilai PID

Dengan nilai konfigurasi tersebut, grafik yang dihasilkan sebagai berikut :


Gambar 4. Grafik hasil tuning Ziegler-Nichols

Hasil yang diperoleh dari tuning Ziegler-Nichols ini cukup memuaskan dibanding sebelum dilakukan tuning ini, walaupun masih ada sedikit osilasi. Pada saat digunakan untuk firing mampu mempertahankan tekanan ketika ada kenaikan kebutuhan HSD. Pada saat start burner boiler dengan tekanan set point 16,5 kPa, terjadi penurunan menjadi 14,66 kPa atau terjadi penurunan sebesar 11,15%. Hasil ini sudah cukup memuaskan karena sebelum dilakukan tuning ini beberapa kali sistem burner trip karena Low Pressure, yaitu di 11 kPa.


Thanks

Metoda Tuning Ziegler-Nichols

Pada saat ini lebih dari separuh pengontrol yang digunakan di industri adalah pengontrolan PID digital. Pada masa lampau, pengontrol yang digunakan kebanyakan berupa analog. Tuning pengontrolan adalah proses menentukan parameter pengontrol untuk menghasilkan output sesuai yang diinginkan. Tuning pengontrol dapat mengoptimalisasikan sistem proses dan meminimalisasi error antara variabel proses dan set point. Metoda trial and error adalah salah satu metoda tuning pengontrol tradisional yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Selain itu ada metoda tuning lain yang dikembangkan dari metoda trial and error yaitu metoda Ziegler-Nichols dan metoda Cohen-Coen. Metoda Ziegler-Nichols ini dapat digunakan pada sistem open loop dan closed loop, sedangkan metoda Cohen-Coon biasanya hanya digunakan untuk sistem open loop. Sistem closed loop adalah sistem yang menggunakan feedback untuk mengontrol, sedangkan sistem open loop adalah sistem yang output-nya tidak dibandingkan dengan input.

Persamaan di bawah ini adalah logaritma PID Control.


u : sinyal control
e : error pengontrol 
Kc : gain untuk proportional controller 
Ti : integral controller 
Td : derivative controller 
T : waktu yang digunakan saat mengukur error 
b : sinyal set point 

Berdasarkan formula di atas parameter yang ditentukan saat tuning adalah Kc, Ti, dan Td.

1. Metoda Tuning Trial and Error. Trial and error ini dilakukan berdasarkan perkiraan dan pengecekan. Pada metoda ini, pengontrolan proprotional sangat berperan, sedangkan integral dan derivative berfungsi memperbaiki output yang diinginkan. Ada beberapa nilai praktis untuk menentukan parameter control Kc, Ti, dan Td yang diperoleh dari hasil trial and error.

a. Flow
Pengontrolan P atau PI dapat digunakan dengan nilai gain yang rendah. Pengontrolan PI digunakan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat dengan aksi integrasi yang besar. Derivative tidak digunakan karena adanya fluktuasi yang sering pada flow yang dinamis dengan banyak gangguan. Biasanya nilai dibawah ini dapat digunakan. Kc : 0,4 ~ 0.65; Ti : 6 detik

b. Level
Pengontrolan level hampir sama dengan flow, jika hanya menggunakan pengontrol P, control valve discharge tangki akan membuka penuh 100% pada saat level tangki mencapai 75% dan menutup penuh 0% saat level tangki 25%, dan control valve akan membuka 50% pada saat level tangki 50%. Nilai untuk pengontrolan P saja biasanya sebesar Kc = 2 dengan bias 50% dan set point 50%. Jika menggunakan pengontrolan PI, nilai parameter yang digunakan biasanya Kc = 2 ~ 20 dan Ti = 1 ~ 5 menit.

c. Pressure
Pengontrolan untuk pressure memiliki kemungkinan nilai parameter yang cukup luas untuk Kc dan Ti. Ada beberapa rentang nilai berdasarkan fasa fluidanya.
i. Cair
Kc : 0,5 ~ 2
Ti : 6 ~ 15 detik
ii. Gas
Kc : 2 – 10 
Ti : 2 – 10 menit

d. Temperatur
Temperatur memiliki karakteristik respon yang lambat terhadap perubahan temperature actual. Pengontrolan PID dapat diterapkan dengan rentang nilai sebagai berikut : Kc : 2 ~ 10; Ti : 2 ~ 10 menit; Td : 0 ~ 5 menit

    2. Metoda Ziegler-Nichols
    Metoda ini merupakan metoda tuning PID controller untuk menentukan nilai proportional gain Kp, integral time Ti, dan derivative time Td berdasarkan karakteristik respon transient dari sebuah plant atau sistem. Metoda ini akan memberikan nilai overshoot sebesar 25% pada step response, seperti gambar di bawah.


    Gambar 1. Overshoot 25%

    Metoda ini terdiri dari 2 macam :
    a. Nilai PID diperoleh dari hasil percobaan dengan masukan unit-step, hasilnya nanti akan terbentuk kurva berbentuk huruf S, lihat gambar 2. Jika kurva ini tidak terbentuk maka metoda ini tidak bisa diterapkan. Kurva bentuk S memiliki karakteristik dengan 2 buah konstanta, yaitu waktu tunda L dan time constant T. Kedua parameter tersebut diperoleh dengan menggambar garis tangensial pada titik infleksi kurva S, lihat gambar 3. Garis tangensial tersebut akan berpotongan dengan garis time axis dan garis c(t) = K. Dari kurva tersebut kita bisa melakukan pendekatan fungsi transfer dalam first order sebagai berikut :




    Gambar 2. Kurva S


    Gambar 3. Penentuan paameter L dan T

    Formula PID yang telah disebutkan sebelumnya, kemudian dijabrkan sebagai berikut :


    Dengan menggunakan formula PID di atas dan nilai parameter L dan T, maka dapat diperoleh nilai Ki, Ti, dan Td. Secara lebih ringkasnya perhatikan tabel 1.


    Tabel 1. Penentuan parameter PID

    b. Pada metoda kedua ini, percobaan dilakukan dengan menggunakan proportional band saja. Nilai Kp dinaikkan dari 0 hingga tercapai nilai Kp yang menghasilkan osilasi yang konsisten. Nilai controller gain ini disebut sebagai critical gain (Kcr). Jika Kp ini terlalu kecil, sinyal output akan teredam mencapai nilai titik keseimbangan setelah ada gangguan, seperti terlihat di bawah ini.


    Gambar 4. Sistem teredam

    Sebaliknya, jika Kp-nya terlalu besar, osilasinya akan tidak stabil dan membesar, seperti gambar di bawah.

    Gambar 5. Sistem Tidak teredam

    Jika dengan metoda ini tidak diperoleh osilasi yang konsisten, maka metoda ini tidak dapat dilakukan. Dari metode ini akan diperoleh nilai critical gain Kcr dan periode kritis Pcr, lihat gambar 6 dan tabel 2. Berdasarkan nilai ini, kita dapat menentukan nilai parameter Kp, Ti, dan Td berdasarkan rumus di bawah :


    Gambar. 6. Osilasi Konsisten


    Tabel 2. Penentuan parameter PID

    Metoda Ziegler–Nichols ini dapat diterapkan secara luas untuk men-tuning PID controller pada sistem kontrol proses.



    (just Share)